Kepala Desa Langkitin Resmikan Penggunaan Pojok Pustaka Desa
PEMDES LANGKITIN SERAHKAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN (RACUN API) UNTUK FASILITAS UMUM DI DESA LANGKITIN
Desa Langkitin,28 November 2023 Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu
Dalam rangka bentuk kepedulian terhadap antisipasi bencana non alam di desa langkitin maka Pemerintah desa langkitin menyerahkan 5 Unit Alat pemadam kebakaran (Racun Api 9 Kg) yang mana Pengadaannya berasal dari Bantuan Keuangan Provinsi Riau Tahun 2023.
Pelantikan DPC IKANAS Kabupaten Rokan Hulu, Kades Langkitin Dilantik Sebagai Ketua
Plt Gubernur Riau, Edy Natar Nasution menghadiri pelantikan Dewan Pengurus Cabang (DPC) Ikatan Keluarga Nasution (Ikanas) Dohot Anak Boruna Kabupaten Rokan Hulu periode 2023-2028 di Aula Islamic Centre Rokan Hulu, Minggu (19/11/2023).
Ia berharap melalui pelantikan kepengurusan DPC Ikanas Rokan Hulu masa kepengurusan 2023-2028 ini dapat menyinergikan bidang sosial budaya, meningkatkan sumber daya manusia, serta meningkatkan kesejahteraan bersama.
Ia menyampaikan bahwa Ikanas merupakan sebuah organisasi masyarakat yang berangkat dari persamaan adat istiadat dan hubungan darah/satu turunan nenek moyang.
"Sudah dapat dipastikan organisasi tersebut punya visi yang sama mempersatukan seluruh keturunan nenek moyang, khususnya marga Nasution Dohot Anak boruna Riau di Bumi Melayu Lancang Kuning ini," kata Edy Nasution.
Dikatakannya bahwa keberadaan DPC Ikanas ini menjadi mitra Pemerintah Provinsi Riau dan Kabupaten Rokan Hulu dalam mendukung suksesnya roda pembangunan sekarang dan di masa mendatang.
"Eksistensinya Ikanas di Riau diharapkan dapat bersinergi menuangkan pemikirannya guna meningkatkan keberhasilan pembangunan di Provinsi Riau," imbuhnya.
Melalui pelantikan DPC Ikanas Rokan Hulu ini yang mana Jabatan Ketua diamanahkan kepada Bapak Refli Nasution (Kepala Desa Langkitin) dapat menjadi sarana strategis jadi kepengurusan Ikanas Rokan Hulu dalam memajukannya organisasinya.
Menuju Langkitin Sehat: Kolaborasi PPKBD, KPM dan Pemerintah Desa Mengatasi Tantangan Stunting
RN/NS: Walaikumsalam selamat malam.
Sebelumnya izin memnita
ketersediaannya untuk diwawancarai apakah ibu Rina dan ibu Nesa bersedia?
RN: Bersedia.
NS: Ya bersedia, boleh ditanyakan apa yang ingin ditanyakan.
Dari tahun berapa Desa Langkitin
dinyatakan sebagai Desa lokus stunting? Dan Boleh dijelaskan data awal jumlah
anak stunting dari tahun awal hingga data terbaru?
RN: Desa Langkitin dinyatakan
sebagai desa lokus stunting pada tahun 2019 , dan anak yang dinyatakan stunting
mencapai 58 anak, dan pada tahun 2022 Alhamdulillah
tinggal 4 anak yang dinyatakan stunting.
Apakah ada bantuan dari
lembaga-lembaga maupun pemerintah desa
untuk mengatasi masalah stunting ini?
NS: Ya tentunya ada, seperti bantuan dari dinas kesehatan,
Kabupaten dan Pemerintah Desa Langkitin itu sendiri. Seperti Dinas BKKBN itu
memberikan tablet, edukasi untuk anak-anak, Dinas Kesehatan dan Kabupaten juga
memberikan beberapa sosialiasi stunting di posyandu-posyandu desa.
RN: Ya, dan ada juga bantuan jamban kepada warga yang anaknya
dinyatakan stunting dan itu disalurkan bertahap. Pada tahap pertama ada 15 unit
dan tahap kedua 58 unit.
NS: Lagi, bantuan dari Pemerintah Desa Langkitin juga ada
yang disalurkan tentunya. Setiap posyandu diberikan PMT (Pemberian Makanan
Tambahan), ada juga Sosialisasi untuk kader-kader posyandu dan dilaksanakan
tiga kali dalam satu tahun.
RN: Pemerintah Desa juga bantu melengkapi fasilitas-fasilitas
pada posyandu-posyandu seperti alat ukur, timbangan dan apa fasilitas yang
kurang memadai akan diusahakan oleh Pemerintah Desa agar bisa terpenuhi.
Apakah sosialisai tentang
stunting ini hanya diberikan kepada ibu-ibu yang memiliki balita?
NS: Tentu tidak, kami juga memberikan sosialisasi atau arahan
kepada remaja-remaja putri, calon pengantin dan juga ibu hamil. Untuk remaja
putri kami memberikan sosialisasi untuk tidak menikah muda dan untuk CATIN
(Calon Pengantin) jika usianya terlalu muda akan diminta untuk program KB
(Keluarga Berencana), dan untuk ibu hamil disarankan untuk meminum tablet
tambah darah yang diberikan oleh bidan atau dari Puskesmas sekitar dan ibu
melahirkan sampai 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan).
RN: Karena remaja putri jika menikah terlalu muda dapat
beresiko memberikan keturunan stunting.
Apa saja kendala yang dialami
selama mengatasi masalah stunting pada Desa langkitin?
RN: Kendala
yang dialami seperti ada sebagian orang tua yang tidak menerima jika anaknya
dinyatakan stunting.
NS: Dan
ada juga beberapa orang tua yang malas membawa anaknya ke posyandu dan tidak
ingin membawa anaknya ke posyandu. Karena terkadang anak yang dibawa ke
posyandu disuntik lalu demam, hal itulah yang membuat orang tua tidak ingin
membawa anaknya ke posyandu.
Apa upaya dari PPKBD maupun KPM dalam menyikapi masalah
tersebut?
RN: Kami
dari PPKBD maupun KPM menggunakan metode pendekatan. Dimana kami akan memberikan
solusi dan arahan kepada orang tua bahwa stunting itu tidaklah buruk dan aib.
Dan dengan metode yang dilakukan Alhamdulillah
ibu-ibu balita menerima jika anaknya
dinyatakan stunting dan membawa anaknya ke posyandu.
Apakah posyandu Desa Langkitin termasuk aktif? Atau ada
yang tidak ada warga yang datang ke posyandu tersebut?
RN: Untuk
posyandu pada Desa Langkitin termasuk aktif dan masih banyak ramai orang tua
yang membawa anaknya ke posyandu.
Apa saja perubahan positif yang dirasakan setelah semua
upaya yang dilakukan oleh PPKBD, KPM maupun Pemerintah Desa pada masyarakat
Desa Langkitin?
NS: Para
Orang tua dan juga masyarakat yang sudah paham apa itu stunting dan tidak lagi
marah jika anaknya dinyatakan stunting karena tahu bahwa stunting bukanlah aib.
RN: Para
ibu-ibu juga rajin membawa anaknya ke posyandu karena ingin mengetahui perkembangan
anaknya setiap bulannya. Dan lingkungan menjadi lebih sehat karena banyaknya
rumah yang telah memiliki jamban.
Apa harapan dari kedepannya untuk masalah stunting di
Desa Langkitin kedepannya?
NS: Harapannya
semoga stunting di Desa Langkitin tidak ada lagi dan semoga anak di Desa
Langkitin menjadi sehat dan cerdas.
RN: Dan
juga semoga masyarakat dan Pemerintah Desa dapat bekerja sama dan lebih sadar
akan kesehatan agar Desa langkitin menjadi desa bebas stunting dimasa depan.
Demikian hasil wawancara mengenai “Upaya PPKBD, KPM maupun Pemerintah
Desa dalam menghadapi stunting di Desa Langkitin”.
Dokumentasi:
Sosialisasi stunting oleh Puskesmas Rambah Samo I ke di Desa Langkitin
SEJARAH DESA LANGKITIN